Sejak SMP, aku sudah punya kebiasaan menulis diary (sesuatu yg lazim untuk ABG cowok dan cewek di zaman itu). Kebiasaan itu terus berlanjut ketika aku pindah ke kota untuk melanjutkan sekolah.
Aku numpang di rumah nenek yang tinggal sendirian (beliau adik sepupu kakek kandungku). Beliau punya anak tunggal, laki-laki, tapi jarang pulang ke rumah, sibuk di luaran. Di rumah ini, aku punya banyak waktu untuk menulis, apalagi (walau sudah SMA) aku tidak suka keluar malam...
Aku numpang di rumah nenek yang tinggal sendirian (beliau adik sepupu kakek kandungku). Beliau punya anak tunggal, laki-laki, tapi jarang pulang ke rumah, sibuk di luaran. Di rumah ini, aku punya banyak waktu untuk menulis, apalagi (walau sudah SMA) aku tidak suka keluar malam...
Waktu terus berlalu. Tamat dari SMA, aku mencari dan berganti-ganti pekerjaan, slalu sibuk cari duit. Kegiatan menulis diary itu, sudah jarang2 kulakukan, kecuali jika ada moment-moment penting yang kuanggap perlu dicatat.
Hingga kini, buku2 diary-ku masih tersimpan rapi. Sekali-sekali, aku meluangkan waktu untuk membaca goresan kenangan-kenangan itu. Kadang aku terharu, kadang aku senyum sendiri, melihat sosok-ku dalam buku itu di masa lalu, rasanya benar-benar norak.
Aku bersyukur, masih bisa menuliskan ingatan2ku kedalam kertas. Setidaknya, aku bisa introspeksi diri, apa saja yang pernah kulakukan, lalu aku bisa membandingkan dengan diriku yang sekarang.
Soal membaca…
Dari SD juga aku paling suka membaca. Aku membaca apa saja yang kutemukan : mulai dari buku sekolah, koran pembungkus cabai, cerita silat Kho Ping Ho, Wiro Sableng, hingga buku2 Khutbah Jum’at punya (alm) kakek. Dari semua bidang, aku paling menyukai prasejarah , pengetahuan alam dan antariksa. Namanya anak kecil, pasti terkagum-kagum begitu tahu bahwa besarnya bumi di galaksi Bima Sakti ini bagaikan sebutir kelereng di tengah Senayan…
Sampai sekarang kebiasaan ini terus berlanjut. Aku tak bisa tidur, sebelum membaca sesuatu. Aku yakin, “membaca adalah gerbang menuju dunia”
Dan untunglah, di saat sekarang aku bisa bertemu dengan benda yang bernama internet dan Blog. Aku telah menemukan wadah baru, tempat aku bisa mendapat bacaan gratis ( termasuk koleksi cerita Wiro Sableng yang dulu tak mampu dibeli semua), serta tempat aku bisa berbagi tulisan2ku…
Sahabat, mari kita membaca dan menulis. Tulisan kita, akan menjadi kenang2an dan harta warisan bagi keluarga kita, bagi penerus kita...
Dari SD juga aku paling suka membaca. Aku membaca apa saja yang kutemukan : mulai dari buku sekolah, koran pembungkus cabai, cerita silat Kho Ping Ho, Wiro Sableng, hingga buku2 Khutbah Jum’at punya (alm) kakek. Dari semua bidang, aku paling menyukai prasejarah , pengetahuan alam dan antariksa. Namanya anak kecil, pasti terkagum-kagum begitu tahu bahwa besarnya bumi di galaksi Bima Sakti ini bagaikan sebutir kelereng di tengah Senayan…
Sampai sekarang kebiasaan ini terus berlanjut. Aku tak bisa tidur, sebelum membaca sesuatu. Aku yakin, “membaca adalah gerbang menuju dunia”
Dan untunglah, di saat sekarang aku bisa bertemu dengan benda yang bernama internet dan Blog. Aku telah menemukan wadah baru, tempat aku bisa mendapat bacaan gratis ( termasuk koleksi cerita Wiro Sableng yang dulu tak mampu dibeli semua), serta tempat aku bisa berbagi tulisan2ku…
Sahabat, mari kita membaca dan menulis. Tulisan kita, akan menjadi kenang2an dan harta warisan bagi keluarga kita, bagi penerus kita...
0 komentar:
Posting Komentar